Galih dan Seno mengikuti Ki Wuni menuju ke arah kediaman pria tua tersebut. Pria tua itu mengambil kayu bakar yang dia tinggalkan tak jauh dari surau. Galih segera pergi menghampirinya. “Biar aku saja yang bawa, Ki.” Ucapnya sambil tersenyum. Ki Wuni menatap kedua matanya lalu mengangguk dan mendahuluinya berjalan menuju ke arah kediamannya. Sampai di sana mereka duduk di dalam rumah. Ki Wuni ternyata memiliki seorang istri, nenek-nenek itu segera berdiri dari dipan bambu lalu menyalakan lampu minyak penerang dalam ruangan. “Mari duduk di sini..” Ajak nenek-nenek tersebut pada Galih dan Seno. Seno mengusap tengkuknya, pria muda itu bisa merasakan udara sekitar mulai terasa berbeda dari sebelumnya. Galih sendiri bisa melihat di dalam kediaman tersebut mulai berdatangan mahluk-mahluk an