Di sisi lain, Galih sedang duduk di dalam ruangan kerjanya. Pria itu sedang memeriksa berkas laporan yang dikirimkan Seno untuknya beberapa detik lalu. Seno masih tinggal di dalam ruangan kerjanya malam ini, pria itu duduk di seberang mejanya. “Sen?” Panggil Galih seraya membuka lembaran kertas. Pria itu tidak mengalihkan pandangan matanya dari atas berkasnya. “Iya Bang.” Seno tampak menatap lekat-lekat wajah Galih Arteja, pria itu sedang menunggu apa yang akan Galih tanyakan padanya. “Beberapa pekan lalu, kamu kembali ke desa?” Tanyanya karena dia yakin sosok yang mengirimkan kabar tentang Meila adalah pria muda di depannya tersebut. Galih kini menatap Seno dengan tatapan serius. “Iya Bang, kan kita bertemu di sana. Abang lupa? Atau amnesia karena bunga melati?” Gurau pemuda tersebu