Steve kembali duduk sambil menyesap hot espresso yang dia tuang dari dispenser kopi. Sebagai CEO yang bertanggung jawab atas kedisiplinan karyawannya. Steve tidak pernah membeda-bedakan siapa karyawannya. Namun ternyata berbeda halnya dengan Kanaya, dia agak tersentak. Kanaya berusaha untuk tetap menghargai setiap sikap tegas suaminya. Kalau dia menunjukkan ketidaksetujuannya, dia juga tidak enak, karena dia tau suaminya tidak ada niat buruk. Dia sendiri heran, kenapa dia sangat mempedulikan Bunga. Sampai perlakuan suaminya yang agak ketus membuatnya agak terganggu. "Baby, kamu ngapain di sana? Kemari sayang, kita belum selesai makan siang," kata Steve. Netra perak wanita yang tengah mengandung itu memusatkan seluruh tatapannya pada Steve. Dia menyunggingkan senyum tipis lalu berja