Pemandangan indah yang terpampang di depan matanya tak kan dia sia-sia kan walau hanya sedetik. Seperti dentuman jarum jam yang tak berhenti terdengar di malam itu. Seperti itu juga tatapan mata Hiro yang takkan lepas menatap mata indah Bunga. Sebuah usapan halus nan perlahan dari jemarinya di bibir Bunga yang berwarna merah muda dan begitu lembut saat di sentuh. Membuat Bunga berdebar-debar. Jemari Hiro turun menyentuh daun telinga wanita tercintanya. "Merah, apa kamu gugup?" "Aku sangat gugup." Tak lagi semuanya takkan berakhir saat mereka memulainya. Hiro melepaskan ikatan kain yang membalut tubuh Bunga. Mata itu berbinar, dia malu tapi juga tidak ingin berhenti. Hiro tak menggunakan jemarinya lagi sekarang. Dia menggunakan bibirnya untuk menyentuh leher telanjang Bunga, member