Bunga menghempaskan tubuhnya pada kasur sempit di petakan tempat tinggalnya. Dia menatap langit-langit kamar, sembari teringat ucapan Kanaya dengan derai air mata yang begitu terlihat tulus. Aku tidak memaksa kamu test DNA, mungkin aku yang berlebihan. Tapi bisakah kamu jadi temanku? Setidaknya aku bahagia, kita punya wajah yang sama seperti saudara. Aku hidup tanpa saudara sejak dulu kalau bukan karena suamiku yang memelukku seperti sekarang. "Apa aku sangat keterlaluan? Tapi, aku sangat senang bisa mengenal Kanaya. Aku juga harus melakukan ini, demi orang yang aku sayang. Ya, ini bukan masalah, kenapa kamu jadi lemah? Sejak kapan kamu punya rasa belas kasihan, kecuali terhadap satu orang yang sedang berulang tahun hari ini. Selamat ulang tahun, semoga kamu bahagia ya walau aku tidak a