Keesokan harinya... Pria bertampang model dengan tinggi melebihi seratus delapan puluh sentimeter itu terlihat rapi dengan stelan kerja yang memukau. Kemeja hitam berpadu dengan tuxedo dan juga tak lupa jas yang mentereng membuat penampilannya tampak sempurna. "Morning, Ma." "Morning, kamu mau kemana kok rapi banget, Air?" "Mau ke perusahaan suami Kanaya." Rose kembali berdecak kaget mendengar itu. "Mau apa kamu ke sana, Air?" "Mau membicarakan bisnis. Bukannya Mama bilang kalau Air harus bisa mencari peluang? Nah kali ini Air merasa peluang ini makin dekat dan harus dimanfaatkan dengan baik." "Peluang apa maksud kamu, Air?" Rose meletakkan secangkir kopi buatannya di meja kecil yang ada di kamar putranya. "Peluang bisnis dong, Ma," jawab Air menampakkan barisan gigi putihnya