Menjelang tengah hari, Aslan dan Audri segera bertolak ke kediaman Wijaya. Orang tua itu menyambut dengan suka cita kedatangan cucu dan cucu menantunya. “Bagaimana keadaanmu?” tanya Wijaya sambil mengusap lengan Audri lembut, bertanya soal kejadian tenggelam tempo hari. “Baik. Udah jauh lebih baik, Kek. Kejadiannya udah seminggu lebih.” Wijaya mengangguk, mengajak Audri dan Aslan untuk duduk di ruang kerjanya alih-alih di ruang tengah. Menurut Wijaya, ruang kerjanya jauh lebih aman daripada ruangan lain di rumah ini. Entah apa maksudnya. Aslan dan Audri menurut saja. “Jadi kenapa kalian ke sini?” tanya Wijaya, menyudahi basa-basinya. Audri melihat Aslan sekilas sebelum mengembalikan tatapannya pada sang kakek. “Kakek tahu soal penyakit Ibu?” Wijaya mengernyit. “Kanker lambung yang me