“Apa? Meninggal?” Audri tersentak di tempatnya duduk. Juleha, putri bi Atun itu mengangguk cepat. Wajahnya terlihat sembab dan kuyu. Kentara sekali ia sedang amat berduka. Setelah melihat mobil sedan itu, Audri dan Aslan sempat menunggu selama beberapa menit. Menunggu apa yang akan dilakukan pria di balik kemudi, sekaligus menunggu bi Atun datang. Namun, hingga Aslan ditelepon oleh sekretarisnya untuk mengingatkan jadwal pertamanya hari ini pun, baik mobil sedan maupun bi Atun sama sekali tak terlihat pergerakannya. Maka hari itu, Aslan dan Audri pulang ke rumah dengan membawa banyak sekali dugaan. Mereka tak bisa memastikan sendiri apa yang terjadi dengan bi Atun hari itu. Namun Audri terus pergi ke pasar setiap pagi. Ia tahu pasar itu adalah tempat bi Atun biasa berbelanja. Dan ini a