Hera pasrah melihat suaminya yang sudah dikuasai amarah. Pasrah jika akan jadi bulan-bulanan Rusdy pagi itu. Namun panggilan di ponsel laki-laki itu yang akhirnya menyelamatkan Hera dari amukan sang suami. Rusdy melangkah ke balkon kamar untuk menerima telepon. Amarahnya yang hampir meledak tadi tiba-tiba surut saat bicara di ponselnya. Dari nada bicaranya saja Hera tahu kalau selingkuhan suaminya yang tengah menelepon. Mereka terang-terangan menyakiti hatinya. Tak lama kemudian Rusdy keluar kamar tanpa pamitan. Hera luruh ke lantai sambil memeluk lutut dan menangis. Kini hatinya yang terasa sakit. Rusdy pergi pasti untuk bertemu dengan selingkuhannya. Janda dengan satu anak yang sebenarnya juga teman Rusdy sendiri dan Hera juga tahu perempuan itu. Kini ia merasakan bagaimana sakitnya