Hari ini tepat sebulan sudah Milly dan Rosalie menjalani kehidupan baru. Kehidupan sederhana yang bebas tanpa adanya aturan. Mereka menjalankan sebuah toko roti bernama Camelia Bakery.
Keterampilan Rosalie dalam membuat kue dan roti nyatanya bermanfaat untuk mereka berdua.
Setelah memutuskan untuk pensiun dari dunia modelling, Rosalie membuka hidup baru dengan berjualan roti untuk menyokong hidupnya dan Milly.
Milly sibuk menata roti di etalase. Sedangkan Rosalie sibuk mengolah roti di dapur. Toko roti yang mereka miliki memang tidak besar, namun cukup untuk menghidupi mereka selama satu bulan ini.
Tring!
Lonceng di pintu masuk berbunyi, pertanda ada pengunjung yang datang.
"Selamat datang," sapa Milly ramah.
Mata Milly mendelik tak percaya usai melihat siapa yang sedang berdiri di hadapannya.
"Mas Keenan," seru Milly pelan.
Keenan langsung menghamburkan diri memeluk Milly yang berdiri di balik etalase. Tangannya melingkar erat memeluk tubuh gadis itu. Sedangkan Milly hanya terdiam membeku di pelukan Keenan.
"Mas Keenan kenapa bisa ada di sini? Tahu dari mana Milly di sini?"
Keenan melerai pelukan diantara mereka. Ia memandang lekat wajah gadis yang selama satu bulan ini ia cari mati-matian. Rasanya Keenan masih tidak percaya jika dirinya berhasil menemukan Milly. Dibelainya dengan lembut kedua pipi Milly. Gadis itu menjadi semakin cantik saja setelah satu bulan mereka tidak bertemu.
"Bagaimana kabar kamu?" Keenan memperhatikan Milly dari ujung kepala hingga kaki. "Kamu baik-baik saja 'kan?" ujarnya lagi.
"Saya hampir menjadi gila karena tidak bisa menemukan kamu. Kenapa kamu tiba-tiba menghilang?" Keenan terus melontarkan pertanyaan tanpa menjawab pertanyaan yang Milly lontarkan sebelumnya.
Rosalie yang mendengar ada suara berisik di luar lantas beranjak untuk memeriksa ada hal apa gerangan yang terjadi. Dan ia mendapati keberadaan Keenan di sana. Itu adalah pertama kalinya Rosalie melihat Keenan. Selama ini ia hanya mendengar saja dari putrinya.
"Milly." Panggil Rosalie lembut.
Milly ataupun Keenan keduanya langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Siapa ini?" Rosalie memandang Keenan sekilas lalu menatap putrinya.
"Ah, dia Mas Keenan," sahut Milly. "Mas, ini Bunda Milly." Beritahu Milly pada Keenan.
Keenan langsung memberi salam pada Rosalie dan secara resmi memperkenalkan diri. Rosalie merasa sangat menyukai Keenan untuk pertemuan pertama mereka. Ia merasakan jika Keenan penuh dengan cinta saat menatap Milly. Dan hal itu membuat Rosalie sangat senang.
Rosalie tersenyum ramah. "Kalau begitu, Tante akan memberi kalian waktu untuk mengobrol. Tapi jangan bawa Milly terlalu jauh. Kamu mengerti 'kan maksud Tante?" Tentu saja Rosalie tahu, dua insan yang terpisah selama beberapa waktu ini pasti membutuhkan waktu untuk mengobrol.
Keenan mengangguk paham. Ia sangat berterima kasih pada Rosalie karena sudah memberi mereka ruang. Tanpa ingin membuang waktu dan kesempatan, Keenan segera mengajak Milly pergi.
---
Keenan menepikan mobilnya di samping taman kota. Pria itu tidak mengajak Milly untuk keluar. Mereka hanya akan berada di sini dan mengobrol. Karena permintaan Milly sendiri untuk tidak turun dari mobil.
Milly mulai menceritakan alasan kenapa dirinya dan sang Bunda pergi meninggalkan rumah. Dan kenapa mereka memilih untuk berada di kota ini dengan kehidupan sederhana. Alasannya adalah untuk menghindari Mr. Andrew. Akan lebih sulit untuk Ayahnya menemukan mereka jika mereka menjalani kehidupan sebagai orang biasa.
"Jadi, kenapa Mas Keenan bisa tahu Milly di sini?" Gadis itu sangat penasaran sejak tadi.
Keenan menarik nafas dalam, sebenarnya ia pun tidak sengaja menemukan Milly di sini. Keberadaannya di kota ini adalah karena pekerjaan. Keenan akan membuka cabang baru perusahaannya di kota ini.
Berawal dari rasa lapar yang ekstrim di pagi hari dan karena dirinya tidak berselera dengan makanan hotel akhirnya Keenan mencari toko roti untuk sarapan. Dan disitulah ia bertemu dengan Milly.
Keenan memejamkan kedua matanya. Kepalanya ia sandarkan di jok mobil. Meskipun dirinya berhasil menemukan Milly, tapi ia masih merasa tidak tenang. Ia merasa Milly akan meninggalkan dirinya lagi.
"Kamu tahu betapa berartinya kamu untuk saya?" tanya Keenan dengan mata terpejam. "Setiap hari saya merasakan sakit yang luar biasa di sini." Keenan menunjuk dadanya. "Itu semua karena kamu."
Milly terdiam. Kepalanya tertunduk.
"Maafin Milly," lirihnya.
"Ini bukan sesuatu yang perlu untuk kamu meminta maaf. Tapi kamu tidak akan menghilang lagi 'kan setelah ini?" Tanya Keenan serius.
Milly menggeleng seraya tersenyum. Ia telah menemukan kehidupannya dan tidak akan menghilang lagi seperti sebelumnya.
Milly mengulurkan tangannya meraih tangan Keenan. Gadis itu menggenggamnya erat. Selama satu bulan terakhir Milly terus memikirkan Keenan. Bagaimanapun juga, berkat Keenan, Milly menjadi tahu banyak hal.
"Mas Keenan kapan pulang?" tanya Milly.
"Seharusnya saya pulang besok pagi. Tapi karena saya bertemu kamu di sini, saya akan pulang nanti saja."
Milly terkekeh pelan. "Bagaimana kalau nanti malam kita makan malam bersama?" usulnya.
Keenan tersenyum lebar mendengar ide Milly. Itu adalah hal yang bagus. Makan malam bersama setelah sekian lama tidak bertemu adalah hal yang tepat untuk dilakukan.
Milly mengusulkan untuk makan malam di rumahnya, tentu saja bersama dengan Rosalie. Untuk sementara waktu, Milly tidak ingin mengambil resiko dengan berkeliaran di luar rumah. Beberapa waktu ke depan dirinya harus tetap menyembunyikan diri sampai akhirnya Mr. Andrew menyerah untuk mencari keberadaan mereka.
Sekarang adalah waktunya untuk mereka kembali ke toko roti. Karena mereka sudah pergi cukup lama. Milly tidak ingin membuat Rosalie menjadi khawatir.
Tidak perlu waktu lama untuk mereka berdua tiba di depan toko roti. Keenan segera mengantarkan Milly hingga ke dalam toko. Keadaan toko hari ini cukup ramai, nampak Rosalie menjadi kewalahan karena melayani banyak pembeli seorang diri. Milly yang melihat hal itu langsung mengambil alih untuk melayani pembeli. Begitupun dengan Keenan yang ikut membantu.
***
Keenan sudah sangat lama berada di toko roti ini. Pak Gunadi pasti kelimpungan mencari Keenan yang tak kunjung kembali ke hotel. Keenan pamit pergi untuk mencari sarapan namun hingga menjelang sore dirinya tidak kembali.
"Saya kembali ke hotel dulu. Sampai bertemu nanti malam." Keenan membelai lembut puncak kepala Milly.
"Saya permisi dahulu," ucap Keenan berpamitan dengan Rosalie.
Rosalie dan Milly mengantar Keenan hingga di depan toko.
Sepulangnya Keenan, Rosalie langsung menarik lengan putrinya masuk ke dalam lalu mengajaknya duduk di sofa.
Dengan senyuman yang tidak luntur sedari tadi, Rosalie bertanya satu hal pada Milly.
"Jadi, bagaimana hubungan kalian berdua?" ujarnya antusias. Rosalie tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya.
Milly menunduk karena tersipu. Semburat merah muncul di kedua pipinya.
"Ma, kita nggak ada hubungan apa-apa kok," sanggah Milly.
Rosalie menyipitkan kedua matanya. Wanita itu tidak percaya dengan apa yang putrinya ucapkan.
"Kamu jangan bohong. Siapapun tahu kalau kalian berdua saling mencintai," sahut Rosalie telak.