Ratu POV "Kenapa kamu membiarkan saya ya harus mendatangi ruangan kamu?" Ramon berkata dengan tegas. Seolah aku disinilah yang salah. Aku tidak enak dan melirik kanan kiri ketika mendapatkan tatapan Arkan dan semua isi bagian desain ini. Aku menanggapi itu dengan senyuman tipis. " Maaf Pak, saya sedang sibuk. Karena ada Bapak di sini. Saya rasa kita bisa membicarakan itu sekalian saja ya kan?" Ramon terlihat mengetatkan kedua rahangnya. "Tapi yang saya bicarakan ini, di ruangan saya itu lebih afdol. Kalau di sini berisik. Saya rasa tidak nyaman tuh bicara sama kamu." "Kalau menurut saya, kalau untuk pekerjaan itu nyaman-nyaman aja sih Pak. Kan yang kita bahas itu pekerjaan, bukan hal pribadi kan, di sini banyak sekali desain-desain yang akan saya buat bulan ini loh, Pak. Jadi saya ras