88. Firasat Violita yang Kembali Berlanjut

1023 Kata

Duka mendalam masih menyelimuti Swan. Swan bahkan sengaja menyendiri, mengurung dirinya di dalam kamarnya. Swan terus teringat detik-detik terakhir ketika dirinya menghabi*si Franky. Bagi Sean, kala itu dirinya benar-benar menjadi sosok yang sangat keji. Swan tak sedikit pun iba kepada sang papa. Karena bagi Swan, papanya hanya akan menggunakan hidupnya untuk melukai sekaligus menghasilkan dosa. Namun dari semua kejadian, yang tidak bisa Swan lupakan ialah sumpah serapah dari Franky. Sumpah serapah yang lebih mirip kutukan. Bahwa andai Swan nekat melukai Franky, seumur hidupnya Swan tidak akan pernah bisa bahagia. “Aku benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan ucapannya. Ucapan? Itu bukan ucapan, melainkan kutukan,” batin Swan yang kemudian beranjak dari duduknya. Swan meninggalkan te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN