“Om, anaknya kelas berapa?” ucap Boy semringah sekaligus semangat empat lima. Tentu yang Boy maksud Daiana. Namun justru kakak laki-lakinya yang menjawab. “Beneran, ... aku kelas sebelas. Gini-gini aku juga anaknya papaku. Masa semirip ini tetap enggak dianggap?” ucap Danian sengaja mengomel ke Boy. Ia tahu, Boy sedang menggoda atau setidaknya berusaha mendekati Daiana. Lihatlah, ekspresi bingung Boy, dirasa Danian sangat membuktikan kecurigaannya. “Maksudnya yang anak perempuan,” balas Boy berusaha menjelaskan, tapi tanpa disadari, tampangnya jadi sangat melas. “Lah, yang laki-laki ditanya juga, kenapa? Gini-gini, aku juga anak mama papaku. Beneran deh, aku bukan anak pungut!” yakin Danian sengaja ngeyel. Sebagai orang tua Danian, ibu Violita dan pak Daniel, jadi sibuk menahan tawa.