“Harusnya orang seperti dia tidak berhak hidup!” batin Swan yang termangu di pinggir tempat duduknya. Dini hari makin sunyi, tapi Swan tak kunjung merasa mengantuk. Swan masih kepikiran Franky. Franky dan hubungan mereka, juga kekejian pria itu kepadanya. Swan langsung kena mental. Merasa frustrasi, dendam, bahkan malu jika ingat kelakuan Franky. Bagi Swan, Franky dan Veronica sama saja. Keduanya lebih baik mati ketimbang hidup, tapi hanya sibuk melukai sekaligus menabur dosa. Masalahnya, keduanya merupakan orang tuanya. Yang ada, Swan akan sangat berdosa jika dirinya sampai melukai bahkan lebih. Karena sekadar berkata kasar kepada orang tua juga tidak dibenarkan. Sebagai orang beragama, orang yang memang berakal, Swan paham betul cara bersikap. Terlebih, tumbuh bersama Daniel dan Viol