Nathan menggenggam erat tangan Azkia yang terasa dingin di genggamannya. Remaja itu tidak mengalihkan pandangannya barang sedetik pun pada wajah pucat Azkia. "Nathan," panggil Azkia pelan. "Iya? Kamu butuh sesuatu?" tanya Nathan. Dari suara Nathan sudah jelas bergetar, remaja itu seolah tengah menahan tangisnya. "Aku takut," bisik Azkia. "Jangan takut. Ada aku yang akan menjagamu," jawab Nathan dengan mantap. "Tapi-" "Kamu akan baik-baik saja, Azkia. Oprasinya tidak lama, setelah keluar ruang oprasi, kamu akan sehat kembali," sela Nathan dengan cepat. "Kalau aku tidak kembali?" "Aku akan menyusulmu. Kalaupun kamu pergi sampai planet uranus, aku akan terus mengejarmu!" jawab Nathan. Azkia tersenyum tipis melihat keseriusan Nathan. Begitu juga dengan bram yang melihat intera