Sepanjang perjalanan, Kayla terdiam sembari mengusap air matanya yang tak berhenti mengalir apalagi wajahnya yang kotor oleh krim kue. Di sampingnya, Gean mengemudi mobil dengan kecepatan sedang. Namun, suasana di dalam mobil tetap sunyi dan senyap karena sejak tadi tidak ada yang berbicara di antara dirinya atau pun Gean. “Seharusnya, Tuan tidak melakukan hal seperti tadi. Apa yang akan Elena dan orang-orang di sana pikirkan nanti?” Setelah beberapa menit dalam kebisuan, akhirnya Kayla bersuara untuk mengungkapkan ke khawatiran nya. Dia pun sudah merasa lebih tenang sekarang. Mendengar perkataan Kayla, Gean melirik Kayla sekilas kemudian menyunggingkan senyuman tipis yang terkesan mengejek. “Jangan besar kepala. Saya melakukan hal tadi, supaya acara pertunangan saya tidak semakin ka