BAB 13

742 Kata
Pagi ini rumah Sasha nampak sepi. Karena semua orang sudah berangkat ke gedung pernikahan. Baik Sasha maupun Ismail ada di sana. Ialah Thor kan yang mau nikah mereka? Sasha di make-up di ruang terpisah dengan Ismail. Sasha hanya bisa menatap diri di cermin tanpa ekspresi tanpa senyum. Perias sampai bingung melihat ekspresi Sasha yang nampak menyeramkan. "Mbak, senyum sedikit," pinta perias. Sasha langsung melotot ke arah sang perias. Membuat perias langsung merinding dan tak bicara lagi. Ini adalah hari pernikahan, tapi kenapa aura yang terpancar adalah aura kematian? Buru-buru perias menyelesaikan riasannya dan memakaikan gaun. Sasha telah siap. Tetap tak ada senyum saat perias selesai mengenakan gaunnya. Padahal Sasha nampak sangat cantik namun sayang kecantikan itu hilang karena wajah Sasha yang menyeramkan. Wajah penuh penekanan. Di lain tempat, emak Ismail menangis melihat anaknya sangat tampan dengan kemeja pengantin. Terlihat sangat keren. Emaknya sampai tidak mengenali Ismail yang kampungan. Pakaian benar-benar bisa merubah karakter seseorang. "Kamu tampan sekali, le." "Masa, Mak?" "Iya, emak sampai pangling." "Ah, emak, bisa aja. Aku kan nggak di dandanin emak." Emak tersenyum dan mengusap air matanya. Memeluk anaknya yang sebentar lagi akan menjadi suami orang. "Ismail, ingat pesan emak, kalau kamu sudah menikah dan menjadi orang kaya, jangan pernah sombong. Selalu tunduk sama yang di atas. Paham?" "Iya, Ismail paham, Mak." "Kalau bisa, bimbing istri mu ya, nak." Ismail terdiam. Bimbing ya? Entahlah rasanya berat. Ismail keluar dari kamar rias. Ia menuju tempat akad nikah di temani emak di sampingnya. Semua tamu undangan melongo melihat Ismail yang nampak gagah dan tampan. Ismail hanya tersenyum sebisanya. Rasa grogi dan gugup mulai menghantuinya. Tapi Ismail harus bisa melakukan ini. Demi perjanjiannya dengan Sasha. Ismail duduk di kursi yang sudah di sediakan. Sementara emak duduk di kursi belakang Ismail. Mereka semua masih menunggu pengantin wanita. Semua orang penasaran dengan Sasha. Seperti apa penampilan Sasha. Tak lama Sasha muncul dengan gaun putih yang pas body. Sangat cantik namun semua orang bingung melihat ekspresi wajah Sasha yang dingin. Ismail mencoba bersikap biasa saja. Ia tak mau membuat masalah dengan ikut terpesona melihat kecantikan Sasha. Sasha duduk di samping Ismail. Dan acara pun langsung di mulai. Ismail lancar mengucapkan. Tak ada kesalahan yang fatal. Ismail memakaikan cincin di jemari Sasha dan sebaliknya. Mereka menandatangani surat nikah dan semacamnya. Lalu foto bukti nikah. Tak ada cium tangan, tak ada cium kening apalagi bibir. Jangan mimpi Ismail. Mereka melewati pesta pernikahan dengan diam. Tak ada senyum menghias di keduanya. Orang tua Sasha sampai pusing melihat tingkah anaknya itu. Tidak bisakah mereka pura-pura bahagia? Percuma mengingatkan Sasha karena semua akan di balasnya dengan tatapan tajam. Bagi Sasha sudah menikah saja harusnya orang tuanya bersyukur. Tinggal kasih cucu maka semua akan selesai. Sasha tak mau berlama-lama di pesta. Ia bosan sekali, saat semua orang sedang asik dengan pestanya. Sasha menarik lengan Ismail untuk keluar dari gedung. Sasha tak peduli tatapan semua orang. Sasha tak peduli panggilan orang tuanya. Anggap pestanya selesai! Sasha memaksa Ismail masuk ke dalam mobil. Ismail dengan wajah bingungnya hanya menurut. Ia masuk ke dalam dan Sasha langsung tancap gas. Ismail terdorong ke belakang. Mencoba mengatur nafasnya karena takut dengan kecepatan mobil yang di jalankan Sasha. Hingga mereka sampai di rumah kembali. Sasha kembali menarik lengan Ismail dan membawanya ke kamar. Kamar pribadinya. Mendorong Mail hingga jatuh ke lantai dan Sasha dengan cepat mengunci pintu kamar. Membuka gaunnya hingga ia telanjang. Mail yang belum siap, hanya bisa menelan ludah dan hidungnya sudah mengeluarkan darah. Sasha mendekat membuat Ismail harus mundur perlahan. Darah segar benar-benar mengalir dengan lancar dari hidung Ismail. Tapi, Sasha tak peduli. Ia menarik tubuh Ismail dan mendudukinya. Mencoba membuka pakaian Ismail. Hingga terlihat d**a bidangnya. Sasha tertegun sejenak. Menatap wajah Ismail dan meraih kemeja yang tergeletak di samping kaki Sasha. Dengan kasar Sasha menghapus darah dari hidung Ismail. Dan langsung melumat bibirnya. Ismail melotot. Ia merasakan Sasha sedang  menghisap, menggigit dan menarik bibir bawahnya. Jantung Ismail bergemuruh. Saat Sasha hendak membuka celana Ismail. Ismail langsung shock. Tanpa sadar mendorong tubuh Sasha hingga jatuh. Membuat Sasha marah. Dan menampar Ismail. "Kurang ajar! Berani sekali kamu mendorong saya, hah?" "Ma... Maaf Bu, saya... Saya...." Sasha yang kesal langsung berdiri dan menendang tubuh Ismail. "b******k!!!!! Kalau bukan karena orang tua sialan, mana mau gue nikah sama Lo! Ingat! Satu tahun, Lo harus bisa bikin gue hamil, kalau nggak, tanggung sendiri akibatnya." Sasha memakai piyamanya dan keluar dari kamar. Ismail meraba pipinya. Bibirnya. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Kenapa hidupnya seperti ini? Apa yang harus Ismail lakukan?                
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN