Ismail bengong melihat Sasha meliburkan semua pelayan. Kalau semua pelayan libur, yang masak siapa? Masa Ismail? Ismail cuma bisa masak indo*i rebus doang.
"Bu, kenapa semua pelayan di liburin?"
"Kenapa? Karena saya tidak mau ada yang menggangu."
"Mengganggu?" Sasha berdecak kesal. Ia langsung menarik Ismail untuk duduk di sofa. Sasha dengan cepat duduk di pangkuan Ismail dan membuka pakaiannya. Ismail menutup hidungnya agar tidak mimisan lagi.
"Hisap!" Perintah Sasha.
"Ta... Tapi...." Sasha langsung menarik kepala Ismail dan memintanya menghisap dadanya.
"Sebentar, Bu, saya butuh tisu." Sasha dengan kesal mengambil tisu dan memberikannya pada Ismail. Dengan cepat Ismail menyumpal hidungnya. "Bisa mati kamu, Il, selalu mimisan setiap saya suruh." Ismail hanya diam. Tak berani menanggapi.
Ia hanya fokus dengan perintah yang di berikan oleh Sasha. Mail meremas sebelah kiri dan menghisap sebelah kanan. Sasha mulai mendesah nikmat. Ia kecanduan hisapan Mail.
"Buka celanamu," pinta Sasha dengan suara serak. Ismail langsung membuka celananya dan mengeluarkan penisnya. Sasha menggesek miliknya dari balik celana dalam.
"Hisap lagi," pinta Sasha. Mail terus menghisapnya. Membuat milik Sasha berkedut gatal. Dengan cepat ia membuka celananya dan langsung memasukan milik Mail. Sasha dan Mail sama-sama mendesah. Mereka bermain di sofa. Tangan Ismail memeluk erat tubuh Sasha saat mereka meledak secara bersamaan.
Herannya saat mereka melakukan itu. Mereka tak pernah merasa puas. Apalagi Sasha. Terus ketagihan. Mereka diam sejenak untuk mengatur nafas, sebelum mencari posisi baru untuk kembali bercinta. Sasha bangun dan melepas semua pakaian mereka hingga telanjang bulat.
Sasha menaikkan satu kakinya ke atas sofa. Mail diminta untuk menjilat sejenak dan langsung memintanya memasukan dengan cepat. Mereka kembali bermain dengan panas. Kedua tangan Ismail meremas d**a Sasha. kembali ruangan penuh dengan suara desahan dan erangan mereka.
Seharian penuh mereka bercinta di berbagai tempat di rumah Sasha.
******
Ismail baru saja akan memejamkan mata karena rasa kantuk sudah menyerangnya sedari tadi. Tapi, sebuah hisapan membuatnya terbangun seketika. Ia membuka selimut dan melihat Sasha tengah mengoralnya.
Perasaan Ismail tidur pakai celana deh, kenapa celananya udah di lantai aja sekarang?
"Kamu nggak capek?" Tanya Ismail. Sasha tak menjawab, ia asik menjilat dan mengulum. Membuat Ismail akhirnya menikmati mulut seksi Sasha.
Milik Ismail kembali mengeras dan siap untuk memasuki milik Sasha. Dengan cepat Sasha bangun dan naik di tubuh Ismail. Kembali mereka bercinta. Sasha meminta Ismail untuk duduk. Sasha terus bergerak dan meminta Ismail menghisap dadanya.
Setiap hisapan Ismail membuat gairah Sasha semakin memuncak. Sasha bergerak dengan cepat. Membuat Ismail ingin keluar.
"Ah... Sasha...." Teriak Ismail. Mereka terengah-engah. Sasha mencium bibir Ismail dengan paksa. Bermain lidah di sana. Setelah di rasa puas. Seperti biasa, Sasha akan bangun dan pergi dari kamar Ismail.
Mereka tak pernah tidur satu kamar. Sasha hanya akan mendekati Ismail saat ingin bercinta.
Ismail mengatur nafasnya. Menarik selimut dan tidur.
*******
Ismail bangun dengan tubuh letih. Waktu tidurnya sangat sedikit semenjak melayani nafsu Sasha yang besar. Paling banyak hanya 4 jam.
Ismail duduk di tepi ranjang. Mencoba mengumpulkan nyawanya. Dan bersiap untuk mandi agar tubuhnya kembali segar.
"Ismail," panggil Sasha. Ismail langsung menelan ludahnya. Melirik ke arah pintu dan bernafas lelah. Saat melihat Sasha sudah tak memakai pakaian lagi.
Tak bisakah Ismail istirahat sejenak?????