Fajar hampir tiba. Elcander masih berdiri di atas benteng. Merisaukan apa yang akan terjadi setelah matahari terbit. "Rayyan memberi salam pada Yang Mulia." Suara dari belakang tubuhnya membuat Elcander membalikan badan. "Rayyan! Kau sudah kembali." Elcander terlihat sedikit terbantu dengan kehadiran Rayyan. "Maafkan hamba karena datang terlambat, Yang Mulia." Rayyan menyesal. Ia telah melihat di tenda banyak prajurit yang terluka. Ia bahkan tak bisa memperhitungkan berapa prajurit yang tewas. "Kau tidak bersalah, Rayyan. Ah, bagaimana dengan bantuan dari Asgaf? Apakah mereka bersedia membantu?" tanya Elcander. "Mereka bersedia membantu, Yang Mulia," jawab Rayyan. Mendengar itu, beban yang memberatkan bahu Elcander lenyap. Dengan bantuan dari Asgaf situasi akan berbalik. Kemenangan p