Senyuman senang terlihat di wajah Artur. Ia berdiri dari singgasananya, melangkah menuruni tangga dan berjalan di atas karpet merah yang terbentang di tengah aula emas istana Estic. "Selamat datang di Estic, Yang Mulia Raja Elcander." Artur membentangkan tangannya seolah ia begitu bersahabat dengan Elcander. Raut wajah Elcander berbanding terbalik dengan kesenangan yang terlihat di wajah Artur. Ia terlihat begitu marah, ia siap memuntahkan api kemarahaannya saat ini juga. "Di mana ratuku?" Ia bertanya dengan nada sedingin es. Artur tertawa, "Ternyata dia benar. Kau sangat mencintai kembaran Ratumu." Artur sudah berdiri satu langkah di depan Elcander. "Jangan terburu-buru, izinkan aku menjamumu terlebih dahulu." "Katakan apa yang kau inginkan, Raja Artur!" "Kau sangat tidak sabaran