"Y-yang Mulia!" Rayyan berlari tergesa ketika melihat Elcander yang melangkah sempoyongan. Ia segera merangkul lengan Elcander. "Aku baik-baik saja." Elcander melepaskan tangan Rayyan dari lengannya. Ia kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan tempat meletakan kuda menuju ke pelataran istana. Kali ini Rayyan menampakan dirinya di depan banyak orang di istana Ia tidak bisa membiarkan Elcander melangkah sendirian dalam kondisi seperti ini. Rayyan bukan meremehkan Elcander, ia hanya mengkhawatirkan rajanya itu. Elcander terus menapaki pelataran istana yang luas. Racun dingin dalam tubuhnya tengah bereaksi, membuatnya merasa menggigil serta sakit pada dadanya. Tetapi Elcander mengabaikan rasa sakit itu. Ia sudah sangat merindukan wanitanya. Sampai di halaman kediaman Penelope, tubuh E