Ian langsung paham, Daniel sebenarnya tidak mengalami amnesia. Jadi dia hanya pura-pura. Apa maksudnya melakukan itu? Ian mendekat kembali ke ranjang, tempat Daniel terbaring. “Apa maksudmu sebenarnya?” dia menatap Daniel yang kini tampak lebih rileks meskipun tubuhnya masih terbaring lemah. Wajah pria itu kini menunjukkan ketenangan, seolah beban besar yang dia tanggung perlahan terangkat. Daniel tersenyum tipis, suaranya rendah ketika menjawab, “Terima kasih.” Ian kebingungan. “Untuk apa?” Daniel menatap Ian dalam-dalam, “Untuk menyelamatkanku. Kalau bukan karena kau yang mengirimkan tim pencarian dengan helikopter, aku mungkin tidak akan ada di sini sekarang.” Ian terdiam. Matanya menatap Daniel dengan campuran rasa bersalah dan pengertian. Ia tahu, apa yang dilakukan itu adalah ha