Madeline sedang duduk di ruangannya, menikmati sejenak keberhasilannya mendapatkan dua kontrak besar dari calon mitra kemarin. Mereka sudah merencanakan pelaksanaan pekerjaan itu dan membuat Madeline sangat bersemangat. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Saat dia sibuk memeriksa beberapa berkas baru, pintu ruangannya terbuka dengan sedikit kasar. Tanpa perlu melihat, dia sudah tahu siapa yang datang. Hanya satu orang yang berani masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu—Myrna. Myrna berjalan dengan angkuh, senyum sinis tersungging di bibirnya. "Wah, wah... ternyata ada juga yang beruntung. Dua kontrak besar sekaligus, ya? Kau pasti sangat bangga sekarang," ujarnya dengan nada yang jelas-jelas mengejek. Madeline menutup berkas di tangannya dengan tenang, menatap Myrna tanpa menu