Madeline menatap Veronica dengan mata membola, tertegun sejenak, lalu tertawa kecil saat ingatan itu perlahan muncul kembali. "Astaga, aku ingat sekarang! Itu di kelas seni, kan? Aku benar-benar marah waktu itu. Jadi dia yang waktu itu ditertawakan seisi sekolah?” tanyanya sambil tertawa, masih sulit percaya pada momen yang dulu terasa begitu dramatis, kini menjadi begitu lucu. Veronica mengangguk sambil tersenyum lebar, ikut larut dalam kebahagiaan melihat Madeline akhirnya mengingat kejadian itu. “Ya, yang malangnya, Nolan itu sampai wajahnya penuh cat merah dan biru. Semua anak tak henti-hentinya tertawa.” Nolan yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka, kini menatap Madeline dengan senyum terkejut. “Dan rupanya ini bocah perempuan paling kejam sejagat raya?” balasnya sambil mena