“Jangan kecapekan. Kamu tadi udah agak pusing kan,” Raka mengecup kening istrinya. “Mami, Raka nitip Citra ya. Jangan boleh kecapekan. Agak pusing tadi pagi.”
“Bener sayang?” Ratna menempelkan telapak tangannya di pipi menantunya.
“Cuma pusing dikit subuh tadi. Udah enakan kok sekarang.”
“Aku berangkat ya,” Raka mengelus sayang puncak kepala istrinya.
Citra mencium punggung tangan Raka. “Hati-hati ya, Bang.”
Ratna tersenyum melihat interaksi itu. Dia bisa merasakan kasih sayang di antara keduanya. Mungkin bukan cinta yang menggebu-gebu. Tapi sesuatu yang tumbuh dengan manis yang akan membuat siapapun yang memandangnya ikut tersenyum senang.
“Apa kita beli aja nanti kuenya kalau kamu kurang enak badan.”
“Jangan, Mi. Citra gak apa-apa kok. Kan sekalian mau ajarin Bibik. Papi sama Nady
