Raka memasang muka masamnya. Sudah beberapa hari ini Citra tak mau didekati. Bahkan istrinya itu lebih memilih tidur di kamar Ans, membuat Raka tak bisa tidur saja.
“Kamu kenapa sih? Asem bener mukanya,” Ratna menegur putranya.
Hari ini mereka berkumpul untuk merayakan ulang tahun Ans yang kedua. Kakek-nenek dari keduanya sudah datang sejak pagi dengan aneka rupa hadiah, sementara bocah itu lebih asyik dengan sepeda roda tiga dari papanya.
Citra yang berada di dapur dan mendengar pertanyaan ibu mertuanya menjadi tak enak hati. “Ma, ada obat enggak buat ngilangin mual karena seseorang,” bisiknya pelan pada mamanya.
“Mual karena seseorang gimana?”
“Ssst,” Citra meminta ibunya menurunkan volume seseorang. “Kalau deket-deket Abang, Citra suka mual gak nyaman.”
Hayu tersenyum lebar. “Uda
