Citra baru saja sampai di rumah dari menjemput Mika di sekolahnya, saat ponselnya berbunyi. Sebuah nomor tak dikenal tampak di layar. Dia mengabaikannya. Tak pernah sekalipun ia mengangkat telepon dari nomor asing. Jika memang penting dan Citra mengenalnya, pasti orang itu akan mengirim pesan terlebih dahulu, begitu pikirnya. “Siapa Mama? Bukan Papa?” tanya Mika melihat wajah ibunya. “Bukan. Mama gak tahu siapa, gak kenal nomornya.” Mika hanya mengangguk. Ponsel Citra kembali berbunyi. Kedua saling berhadapan. “Mika ganti baju dibantu Bibik dulu ya,” pesan Citra. Gadis kecil itu kembali mengangguk. Citra memanggil asisten rumah tangganya dan memintanya menemani Mika terlebih dahulu. Entah berapa kali nomor itu kembali menelpon nomor Citra, hingga akhirnya sebuah pesan masuk membuat