Waktu k****a suratnya, tak urung membuat jantungku berdebar keras. Isi surat itu adalah sebagai berikut: Untuk kekasih jiwaku, Daphne. Barangkali aku memang Apollo. Cupid benar-benar telah memanahku dengan panah emasnya. Kuharap dia juga telah memanah hatimu dengan panah emasnya, bukan dengan panah perak seperti dalam mitologi Yunani. Aku tergila-gila padamu. Berharap pagi segera menjelang supaya bisa menatap matamu yang seindah warna langit biru. Walau begitu, aku berharap kau tidak melarikan diri dariku. Jangan berubah menjadi pohon salam. [1] Seperti Dewi Daphne yang ingin tetap murni, aku akan berusaha untuk menghormati keinginanmu sampai saat kau menjadi istriku kelak. Kapankah hari itu akan tiba, Kekasihku? Aku mengirimkan beberapa hadiah kecil. Kuharap kau menyukainya. Setiap k