Ayana tak sabar ingin bertemu kedua orangtuanya terutama mamanya, bukan untuk menunjukkan gelarnya tapi selama setahun di Oxford Ayana selalu memikirkan keadaan mamanya. Dari yang ia dengar dari Gian, ponsel mamanya tak dapat dihubungi. Ia berdiri di depan pagar rumahnya yang tinggi menjulang, ia lihat ada yang berbeda disana, pagar itu tertutup sehingga Ayana tak bisa melihat ke dalam, yang biasanya gerbang pagar hanya terdiri dari teralis besi, kini ditutup dengan kayu kayu. Dengan rasa heran Ayana menekan bel, ia tahu ayahnya mungkin sekarang lebih sering dirumah karena kalau tak salah ingat 6 bulan lalu ayahnya tidak menjabat lagi karena masa jabatan 5 tahunnya sudah berakhir. Ayana menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan, ia yakin kali ini ia tetap akan berkonf