Dia bergerak

1892 Kata

Badriah langsung reflek menyentuh tangan Rika sambil menggelengkan kepalanya samar, Intan melihat semuanya dengan jelas sekali lalu mengalihkan pandangannya pada Mahendra yang tiba-tiba mengangguk memberikan izin. Wanita hamil itu tersenyum tulus dan langsung memperbolehkan mantan madunya itu untuk mengusap perutnya. “Boleh, silahkan,” jawab Intan mendekati Rika yang menatap seolah tak percaya karena diizinkan oleh wanita hamil itu. Sorot matanya berbinar penuh dengan kebahagiaan. “Benar? Aku boleh mengusapnya?” tanya Rika masih merasa tidak percaya. “Kamu tidak takut aku sakiti?” Intan tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku tahu, kalau kalian sudah berubah menjadi lebih baik. Mas Mahen banyak cerita tentang kalian, jadi aku yakin kalau kamu, Ibu dan Bima, tidak akan pernah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN