Pukul sembilan malam Naifah pulang diantar oleh Fahri, atas paksaan Mama Fahri. Wanita itu mengkhawatirkan Naifah, wajarlah jika seorang gadis pulang larut harus diantar. Selama perjalanan Naifah hanya menatap jendela. Sesekali ia menguap karena lelah dan mengantuk. "Nai, belum jawab pertanyaanku loh tadi? Kenapa maaf-maafan?" Fahri rupanya masih penasaran soal kejadian di ruangan para wanita tadi. Naifah menghembuskan napas dan menoleh. "Nggak ada apa-apa Mas. Biasalah wanita-wanita kalau lagi gosip dan becandaan." Naifah tidak mengungkit dengan jelas perihal singgungan 'calon menantu'. Bisa-bisa Fahri GR padanya. Perjalanan membelah kota yang lumayan renggang itu tidaklah lama. Hingga kini Fahri menghentikan laju mobilnya di belakang sebuah mobil yang parkir di depan gerbang rumah