Motor Ken meluncur membelah kemacetan di tengah suasana siang yang kian gelap. Di belakang Ken, Alessya masih berkutat dengan perang batin dan tak kuasa gadis cantik itu hentikan apalagi akhiri. Pelan tapi pasti, bersama rasa sesak yang jadi memenuhi d**a, air mata Alessya berjatuhan. Alessya menghela napas pelan sekaligus dalam beberapa kali sambil mengawasi sekitar. Dirasanya, angin yang berembus kencang dan membawa nuansa basah sekaligus dingin terbilang kuat. Menandakan bahwa sebentar lagi, akan turun hujan. Terlebih makin lama, kegelapan mendung juga menguasai langit. “Kok sakit banget, ya? Kenapa pikiranku menjadi sangat kacau? Bukankah terbiasa tak berkomunikasi juga akan membuatku biasa andai kami tak lagi bersama?” pikir Alessya kian bertanya-tanya. Alessya berpikir, kesedihan