“Mereka juga diboyong ke Bandung? ” Aksara menatap sedih sepasang adik kembarnya yang turut diboyong ke dalam mobil. Langit memboyong Audi dan kedua anaknya. Mereka akan menjalani dinas ke Bandung untuk mengurus kantor yang ada di sana. “We we we we ... Aksala dekek!“ Abra sengaja mengejek kakaknya. Dari balik pintu yang masih setengah dibuka, Abraham melongok sambil menjulur-julurkan lidah. Ia memang paling suka meledek apalagi meledek Aksara, si kakak yang paling anti senyum. Audi hanya tersenyum menyaksikan kejailan Abraham. Lain halnya dengan Abraham, pemandangan berbeda justru tampak dari reaksi Didi kepada kakaknya. “Kakaa ....” Didi buru-buru turun dari mobil. Ia melewati Abra yang jadi terperosok sesaat setelah tersenggol olehnya. “Makanya jangan di pintu,” lembut Audi