5. Malam pertama (2)

1124 Kata
Krrak.. Pintu kamar mandi yang terbuka memperlihatkan sosok wanita cantik yang bertubuh sangat seksi sedang memakai handuk putih yang tidak bisa menutupi keseluruhan tubuhnya sehingga wanita itu tampak menggoda dengan caranya yang polos. “ Maaf tadi kelupaan mengambil handuk ..” jelasnya malu malu, sedangkan Bagas hanya bisa menelan salivanya dengan kasar disuguhi pemandangan erotis seperti itu, jangan lupa kalau Bagas itu pria normal, tentu akan sangat tertarik dengan pemandangan semacam itu. Bagas tidak mungkin melewatkan pemandangan yang indah di depan matanya itu sehingga melupakan hal-hal lain yang ada di sekitarnya. Bahkan anaknya, Alden yang nyaman di dalam pelukannya saat ini, yang berusaha untuk mengais-ngais wajahnya seakan meminta perhatian dari Papi sambungnya itu yang sedari tadi menggodanya sehingga dia tertawa terbahak-bahak akan tetapi saat ini Papi sambungnya itu hanya terpaku pada satu spot karena tersihir oleh tubuh molek Maminya. “ Ra …” bagian bawah tubuhnya yang menegak walau bukan keadilan, membuat suaranya menjadi serak-serak basah karena menahan rasa dan keinginannya untuk menjatuhkan fara di dalam pelukannya dan memacunya dengan brutal. Bayangan-bayangan m***m itu berkeliaran di sekeliling dirinya membuat seakan dirinya tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak menyerang istri yang sudah sah dinikahinya. “Bentar ya mas, aku pakai baju dulu.” dengan secepat kilat Fara mengambil pakaian yang seharusnya menjadi miliknya, yaitu satu stel piyama tipis berbahan satin dan pakaian dalamnya. Tapi dirinya memang sengaja tidak menggunakan penutup d**a, bukan untuk menggoda sang suami namun karena akan mempersulit dirinya saat menyusui nanti, Farah dengan cepat ngacir masuk ke dalam kamar mandi lagi, membuat jantung bagas berdetak kencang bagaikan genderang mau perang. Melihat penampakan sang istri yang begitu menggoda seperti menonton live striptis saja. “ Sabar … sabar …” kata bagas sambil menenangkan bagian bawahnya yang memberontak ingin segera dipuaskan, maklum selama beberapa bulan menikah dengan Una, Bagas sering menahan hawa nafsunya dan juga menjaga supaya Una tidak harus melayani dirinya karena memang kondisi Una yang tidak bisa melayani suaminya seperti normalnya orang lain. Lalu dengan cepat tiba-tiba Fara keluar dari kamar mandi sudah memakai piyama satin tipis itu yang sebenarnya juga memperlihatkan lekuk-lekuk tubuhnya bahkan memperlihatkan kalau dirinya tidak memakai penutup d**a sama sekali karena Bagas bisa dengan jelas melihat bentuk d**a dari sang istri. “ Kamu bisa langsung pakai kamar mandinya untuk membersihkan dirimu sendiri ya, aku akan menyusui anakku dulu …” “ Sekarang dia sudah menjadi anakku juga, Ra!” protes Bagas dengan nada cukup kesal “ Iya maksudku anak kita..” Fara sama sekali tidak membantah apa yang dikatakan oleh Bagas dan segera mengambil Alden dari tangan Bagas dan tanpa risih sekalipun langsung membuka kancing piyamanya yang memperlihatkan gundukan d**a yang cukup besar lalu supaya tidak terlihat terlalu jelas oleh Bagas Dia menutupinya dengan kain yang sengaja dia bawa agar ketika menyusui dia tidak perlu memperlihatkan buah dadanya yang besar itu kepada suaminya dengan begitu jelas. Tapi alden tak terima ditutupi begitu, ia berusaha menepis nepis kain yang menutupi sebagian dari wajahnya. Jadi Bagas yang diberikan kesempatan untuk melihat bagian putihnya saja sebenarnya sudah tidak bisa menahan diri dan ingin segera melakukan hal yang sama dengan Alden. Sehingga saat ini Bagas hanya termenung melihat Apa yang dilakukan oleh Fara dan juga Alden. “ Mas, katanya mau mandi dan membersihkan diri malah kok bengong di situ?” Fara menatap Bagas dengan kebingungan namun Bagas dalam hati menyalahkan Fara yang begitu saja membuka gundukan daging kenyal yang ada di dadanya itu tanpa sensor sama sekali. Huft betapa godaan ini membuat Bagas merasakan panas dingin kayak dispenser yang mahal itu. “ Iya ini memang aku mau mandi …” Bagas meruntuki nasibnya yang kini harus bersolo karir di dalam kamar mandi karena tidak mungkin dia memaksa istrinya untuk melayani saat ini juga. Sehingga dia berada cukup lama di dalam kamar mandi membuat Fara kebingungan, kenapa mandinya Bagas lebih lama daripada dirinya sendiri? “ Mas, ini sudah malam loh kamu kok malah di kamar mandi lama banget? Gak masuk angin ya?” Saking lamanya Fara bahkan sudah selesai menyusui anaknya dan menaruhnya di kasur tempat nantinya mereka berdua akan tidur Klekk krek! Bagas bahkan sudah keramas dan juga mencoba mengeringkan rambutnya itu dengan handuk sedang tubuhnya hanya terbalut handuk kecil sebatas garis V Line pinggangnya. Bagas menatap Fara yang bahkan belum memancingkan kancing piyamanya sehingga memperlihatkan dadanya yang terlihat besar dan montok itu. Dan akhirnya jelas . . . si boy tegang lagi!! Fara ini memang kelihatannya sengaja menggoda iman, tadi aku sudah sampai ber Solo karir di dalam kamar mandi malah sekarang disajikan pemandangan yang membuat lagi-lagi si boy itu jadi menegang dengan sempurna, batin Bagas yang merasa Sayang kalau seandainya pemandangan yang ada di hadapannya itu terbuang sia-sia. Tanpa basa-basi Bagas langsung memeluk istrinya yang pakaiannya masih amburadul dan membuka piyamanya itu dengan cepat sehingga tubuh bagian atas dari sang istri polos tanpa sehelai benang pun membuat Fara terkejut karena dia tidak menyangka bahwa Bagas sudah menegang dengan sempurna karena dia merasakan bagian itu membesar dan menempel di belakang tubuhnya karena saat ini Bagas sedang memeluknya dari belakang. Kejadian itu sangat cepat sehingga Fara bahkan belum bersiap-siap namun Bagas sudah langsung menyerangnya. Mencium i sang istri dengan seduktif berusaha menarik gairah sang istri supaya mereka bisa segera menghasilkan keturunan-keturunan untuk keluarga wikatama. “ Mas... " desah sang istri dengan suara manja-manja menggoda. "Aku mencintaimu, Ra ..." kata Bagas sambil melakukan penyatuan di malam itu, malam pertama bagi Faradinda Baskara menjadi istri kedua dari suami sahabatnya sendiri yaitu, Ayuna Safitri. Lelehan air mata diam diam mengalir di pipi Fara yang tidak pernah bermimpi akan menjadi yang kedua bagi Bagas Azka Wikatama, laki laki yang pernah ia sukai dulu. Bahkan perkataan kalu Bagas juga mencintainya sungguh membuatnya bimbang. Padahal niatnya ia akan membuat Bagas jatuh pada pesonanya sebagai seorang istri. Tapi nyatanya . . . "Argh .. sakit!" keluh Fara yang membuat Bagas justru semakin menikmati penyatuannya dengan istri keduanya ini. "Tahan ya sayang, arghhh ... kamu nikmat banget, Ra!" racau Bagas yang membuat Fara mengigit bibirnya menahan rasa yang membuat dirinya tanpa sadar mendesah. Karena kenikmatan itu bertubi-tubi menghujam Fara sehingga membuat dirinya tak sadar Menikmati keindahan penyatuan itu yang membuat Bagas juga semakin bersemangat untuk menggempur sang istri sehingga dirinya pun mencapai kenikmatannya yang tidak pernah dia dapatkan di pernikahannya yang pertama. “Oh God . . . you are so amazing baby!! “ katanya sambil mengecup tubuh polos Fara yang trsaji di hadapannya sedang Fara sendiri lemas setelah menikmati penyatuannya dengan sang suami. Tapi seakan Fara butuh untuk mengkonfirmasi sesuatu yang menggelitik dan menimbulkan penasaran kalau tidak segera ditanyakan. “Mas . . .” “Hmm ?” “Boleh aku bertanya?” “Apa yang mau kautanyakan?” “Apa kamu benar mencintaiku?” Pertanyaan menohok itu membuat Bagas seperti tersedak tiba tiba . . .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN