“Anda darimana saja selama ini?” Di tengah ributnya angin malam yang menghampiri, Edith menoleh ke arah sang empu suara dan membuat rambut pirang pucat miliknya berkibar pelan. Hal yang ia lihat di matanya saat ini hanya raut cemas, lega, kesal, bingung dan lain sebagainya bercampur aduk menjadi satu di wajah Calian. Ketika pertemuan yang tidak disengaja itu terjadi, Calian langsung memboyongnya pergi menjauh dari tempat yang menurutnya berbahaya itu. Mereka saat ini tengah duduk di depan kedai yang masih ramai pelanggan. “Mmm, hanya berjalan-jalan sebentar di kota.” Edith membalasnya ringan. Dia berlagak sok keren meski sebenarnya ia ingin menuntut penjelasan tentang identitas asli Calian. Namun, saat melihat ramainya orang yang lalu lalang membuat Edith langsung mengurungkan pertanyaan