“Hei, apa yang kau makan tadi malam?” Seorang prajurit kerajaan yang tengah berusaha untuk menahan kantuknya lantas menoleh ke rekannya. Mereka berdua sedang berjaga di tepi hutan untuk terus memantau keadaan, sesuai dengan perintah Sang Putra Mahkota. Ia lalu mengarahkan bola matanya ke atas sebagai bahasa tubuhnya ketika sedang berpikir. “Sup kentang, kurasa. Dengan dua gelas bir. Bagaimana denganmu?” Temannya meringis lebar. Menunjukan deretan gigi kuningnya. “Sup jagung dan kentang. Dengan segelas bir.” Mereka berdua tertawa hambar, kemudian kembali berjaga sambil menguap bergantian. Grusak! Mereka langsung terkesiap dari rasa kantuk yang menyerang. Suara semak yang disibak keras itu datang dari arah punggung mereka berada. Kedua prajurit itu saling berpandangan dengan raut ketakuta