Pagi ini hujan turun dengan derasnya. Sepasang suami istri masih bergelung nyaman dengan balutan selimut tebal mereka, menikmati sisa-sisa percintaan panas mereka dalam sentuhan hangat satu sama lain. Pandji memandangi wajah damai Kinan yang kini berada dipelukannya, bibir wanita itu sedikit terbuka menandakan bahwa ia tidurnya bena-benar pulas. Ini semua berkat aroma wood maskulin yang menguar dari tubuh Pandji. "Sayang..." Pandji menepuk pipi Kinan dengan perlahan, sambl mencium rambut wangi milik Kinanthi. Kinan yang merasa terganggu justru semakin membenamkan wajahnya di d**a Pandji, mencari kenyamanan dan aroma menenangkan yang selama hamil ini menjadi candunya. "Shalat subuh dulu yuk." Pandji menjauhkan Kinan dari dadanya secara perlahan. Namun Kinan malah justru melingkarkan ta