Daniel mampir sejenak ke Restoran miliknya sebelum pulang. Seperti biasa, Daniel melakukan sidak terhadap karyawan karyawatinya. Tak lama ia masuk ke ruang kerjanya di lantai dua. Fahmi mengikuti bosnya naik ke lantai dua. Feelingnya mengatakan kalau bosnya sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Raut wajah Daniel tidak secerah biasanya. Benar saja. Daniel duduk di kursi kebesarannya lalu mengatakan, “Pusing gue. Pusing!” ucapnya sembari memegangi kepalanya. Fahmi duduk berhadapan dengannya. “Kenapa pusing, Bos? Sakit kepala? Mau gue beliin obat Pereda nyeri?” Fahmi menawarkan diri membelikannya obat. “Gue ngga sakit kepala tapi rasanya pusing bgt.” “Jadi, Bos pusing kenapa?” Daniel memijat-mijat dahinya. Ia tidak bohong saat mengatakan kepalanya pusing. Jika disandingkan den