Daniel memegangi pipi kanannya. Belum sempat mengatakan sepatah kata, sebuah tamparan kembali mengenai wajah tampannya. Fajar, Risma, Celine serta Kevin terkejut dibuatnya. Daniel merasakan nyeri hebat di pipinya. Jika saat Fajar menamparnya hanya menggunakan tangan kosong, lain halnya Supriyatna yang menamparnya dengan sebuah cincin batu akik yang menempel di jari tangannya. “Tolong jangan sakiti putra saya. Kami semua datang kesini baik-baik untuk meminta maaf,” sahut Fajar mencoba membela putranya. “Apa? Minta maaf? Atas semua yang anak mu lakukan kepada putri ku sekarang kalian ingin meminta maaf, hah!” Suara Supriyatna menggelegar. Warga kampung yang mendengarnya langsung menghampiri dan berkerumun di depan pagar bambu. Mereka penasaran ada apakah gerangan yang terjadi kepada Pak