Gembira mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Kandungannya sudah memasuki bulan ketiga, dan ia bersyukur bayinya tidak membuatnya harus melewati morning sickness yang menyiksa. Tubuhnya hanya lebih mudah lelah dan nafsu makannya yang semakin meningkat. “Baik-baik ya, Dek. Mama dan Papa Sultan janji, akan berusaha menjadi orang tua yang baik untuk kamu.” Gembira berbisik seraya tersenyum. “Selamat sore, Sayang”. Tiba-tiba pintu terbuka dan Sultan memasuki kamar dengan senyum teramat lebar. Lelaki itu mendekat dan memeluk tubuh sang istri dari arah belakang. Mata mereka bertemu melalui pantulan cermin dan keduanya tahu, saat ini mereka benar-benar tengah dimabuk cinta. Terlebih dengan kehadiran calon anak mereka, yang semakin menguatkan ikatan cinta keduanya. “Kakak sudah pulang,” g