Gembira memandangi nomor ponsel Sultan sudah sejak setengah jam yang lalu. Ragu-ragu untuk menghubungi lelaki itu, meski perasaan khawatir selama seminggu ini menyerangnya tanpa ampun. Ia sadar jika tak seharusnya ia larut dengan perasaannya yang kurang ajar ini. Ia tak seharusnya memelihara perasaannya pada Sultan yang telah ia jebak pada sebuah pernikahan beberapa bulan lalu. Hingga lelaki itu harus kehilangan wanita yang dicintai karena ulah dirinya. Gembira mengusapkan jari telunjuknya menuju galeri foto. Ia mencari foto lelaki yang menghiasi pikirannnya akhir-akhir ini. Foto Sultan yang tengah mengemudi, yang ia potret secara diam-diam terlihat di layar. Gembira mengusapkan jemarinya lembut di atas layar. Dadanya semakin terserang ngilu mengingat betapa tega dirinya yang telah meluka