Cahaya mentari pagi yang merangsek masuk melalui pantulan kaca-kaca lebar penthouse menyilaukan manik Gembira, dan membuat tidur Nyonya Sultan itu terusik. Perlahan ia membuka mata kemudian memindai sesaat ruangan yang terasa asing baginya. Gembira tersenyum begitu menyadari jika apa yang terjadi hari kemarin dan malam tadi memang nyata. Ia tidak sedang bermimpi dan atau berhalusinasi. Pernikahannya dengan Sultan nyata terjadi. Bahkan kini, lengan lelaki itu masih setia memeluk tubuhnya dibalik selimut yang menutupi tubuh polos mereka. Perlahan, Gembira membuka membalikkan badan agar dapat memandangi paras rupawan sang suami yang masih mendengkur lirih. Ia larikan jemarinya pada bibir yang semalam menjelajahi setiap lekuk tubuhnya. Mengingat kegiatan panas mereka semalam membuat Gembir