Book 2 Bagian 2

1543 Kata

Braakk! Kututup pintu dengan kasar. Seolah ingin memberi tahu pada Adi tentang kemarahanku. Meski aku tahu, percuma. Aku tertidur hingga kudengar suara azan zuhur berkumandang setelah menahan kemarahanku pada Adi. Ah, mengingat laki-laki itu membuatku frustrasi. Haruskah aku mengatakan tentang semua ini pada Ayah dan Bunda? Aku menggelengkan kepala. Meyakinkan diri untuk tetap melanjutkan pernikahan yang menurut Adi adalah pernikahan bodoh. Biarlah aku merana, asal orang tuaku bahagia. Hidup bukan sekadar membahagiakan diri sendiri bukan? Aku beranjak melangkah menuju kamar mandi. Membasuh muka, berkumur, menatap pantulan wajahku di cermin sebentar, lalu mulai berwudu. Aku bukan wanita super religius tetapi aku tahu kewajibanku sebagai seorang muslimah. Salat membuatku merasa lebih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN