Brandy tidak mempedulikan teriakan histeris Jeane. Dia terus melangkah keluar dari ruang keluarga, menghindari bersitegang lebih jauh dengan Jeane dan ibu Rowan. “Brandy! Wanita jal4ng kejam seperti dirimu tidak pantas menjadi istri Rowan. Kamu akan ditendang dari keluarga Marthin dalam waktu cepat!” Ucap Jeane sambil menarik tangan Brandy. Ujung bibir Brandy terangkat ketika dia mendengar kata-kata emosional Jeane. Dia ngibaskan tangan wanita itu dan berbalik, menatap dengan sorot mata dingin. “Aku adalah istri Rowan. Kami menikah secara sah. Apa yang membuat kamu begitu berani berbicara seperti itu di depanku? Kamu hanya seorang pelakor yang sangat tidak tahu malu!” Setelah mengucapkan kalimat itu, Brandy kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya. “Kamu..” Jeane kehabisan kata-kat