Jonathan Louis tersentak dari lamunannya ketika mendengar suara perempuan yang mengusiknya. Dia menoleh dan melihat Vanda berdiri di ambang pintu kantornya, menatapnya dengan cemas. "Pak Louis, ada yang sakit?" tanya Vanda, nada suaranya penuh kekhawatiran. Dia ada di sana untuk berbicara dengan Natan dan pengacara mengenai persiapan sidang yang akan dimulai dua hari lagi. Melihat ekspresi Natan yang terlihat sangat menderita, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya. Jonathan mengusap dahinya, menghapus keringat yang mengembun. Dia mencoba tersenyum, meskipun hasilnya lebih seperti seringai yang dipaksakan. "Tidak, Vanda. Aku hanya... hanya sedikit pusing, itu saja." Vanda mengerutkan kening, tidak yakin dengan jawaban Natan. "Anda yakin? Anda terlihat sangat tidak sehat. Mungkin A

