Sharon Avilla duduk di ruang tahanan kejaksaan, menatap kosong ke dinding di depannya. Hatinya dipenuhi dengan kepahitan dan kebencian yang mendalam. Dua hari lagi, sidang kasus pembunuhan Joana Louis akan segera dimulai, dan dia adalah tersangka utama yang telah ditetapkan.
Pikirannya berkecamuk dengan berbagai skenario yang mungkin terjadi di pengadilan, namun yang paling mendominasi adalah rasa dendam yang membara.
Dia teringat beberapa hari lalu, saat dia akan dipindahkan dari tahan polisi, dia bertemu dengan Allan Dwelly dan istrinya di halaman parkir. Mereka berdua rupanya baru keluar dari kantor polisi. Sharon berteriak memanggil pria itu dengan perasaan senang. Namun pria itu hanya menatapnya dengan sorot mata asing.
“Siapa dia, Sayang?”
Sharon mendengar jelas suara Arlin Dwel
