"Apa dia biasa seperti ini jika mabuk?" tanya Megan. Mengusap pelipisnya. Gatal. Memerhatikan sekitar kamar resort yang tampak luas. Dominan dengan warna putih tulang, tertata lebih klasik dengan beberapa lukisan alam. Pemandangan kota terlihat jelas dari jendela.
"Ini belum seberapa," timpal Caroline. Datar.
"Kau yakin bisa menanganinya?" tanya Markus. Sekilas melirik Luiz. Pria itu berbaring. Menutup matanya rapat dengan lengan. Terlihat berpikir.
"Ya. Aku bisa."
"Kau bisa tidur denganku. Biarkan Markus mengurusnya di sini," pinta Megan. Meraih salah satu tangan Caroline. Memegang erat.
Caroline terdiam. Sekilas melirik ke arah Luiz. Ia bungkam. Mengulum bibirnya sedikit lebih lama. Lantas, kembali berbalik. Memerhatikan Megan, maupun Markus bergantian. "Aku bisa."
"Hm. Baiklah. Ji
