“Mas, bangun. Saatnya sholat subuh.” Liam menggeliat sesaat lalu mencoba mengumpulkan nyawanya ketika Ara membangunkannya. Dalam kamar yang remang Liam melihat Ara tengah melipat mukenanya. Ada perasaan lega dihati Liam karena sejak pembicaraan mereka kemarin, walau tak mengatakan bahwa Ara memaafkan dirinya tapi istrinya itu tak berulah seperti biasanya. Ia diam dirumah dan banyak menghabiskan waktunya untuk tidur dan membaca. Ara masih menjaga jarak dengan Liam walau ia tak menolak kehadiran Liam. Masih mau tidur bersama dalam satu ruangan saja sudah membuat Liam bahagia. Liam segera bangkit dan bergegas untuk melaksanakan sholat. Ia butuh banyak berdoa agar diberikan kesempatan untuk bisa mendapatkan cinta Ara lagi. Selesai sholat, Liam melihat Ara tengah asik mengoleskan lotion k

