Ara menangis kesal dan tetap memukuli Liam yang bertahan memeluknya erat sambil berbaring. “Aku benci Om Mas! Om gak mikirin perasaan aku!” isak Ara kesal. Ia benar-benar sedang tak ingin dicumbu suaminya. Liam hanya bisa menutup matanya sesaat. Andai Ara tahu betapa takutnya Liam, jika ia menuruti keinginan Ara untuk disentuh, Ara akan memintanya seperti itu selama pernikahan mereka. Sepasang suami istri itu masih bergelung diatas ranjang sampai Ara puas mengeluarkan rasa kesal dan airmatanya. Akhirnya ia merasa lelah dan mulai terdiam dan tenggelam dalam lamunannya di dalam pelukan Liam yang tak melepaskan tubuhnya sedari tadi. Melihat Ara mulai tenang, Liam segera bangkit dari tidurnya dan mengajak Ara juga untuk duduk. Mereka duduk berhadapan diatas ranjang. “Maafkan aku ya, Ra.” L

