Cannon benar-benar tidak mau menerima penolakan. Meskipun Kayla sudah berkali-kali mengatakan tidak mau mandi bersama , nyatanya Cannon juga terlalu pandai melakukan negosiasi, hingga Kayla tidak punya cara untuk menolak, terlebih lagi jika Cannon mulai mengeluarkan jurus andalannya.
"Ayolah Mbak. Naik ke sini!" pinta Cannon pada Kayla saat Kayla terlihat enggan untuk bangkit dari berjongkoknya. "Jika Mbak terus menerus seperti ini, lalu kapan kita bisa lebih dekat. Ayolah, ini juga sebenarnya saran dari Omma Catherine dan Mama kok tadi. Katanya, sesuatu yang intim harus di lakukan dengan sangat hati-hati. Harus dilakukan dengan segala kelembutan dan kerelaan, semua itu bisa diawali dengan sesi mandi bersama. Setidaknya itu yang Papaku lakukan saat pertama kali menyentuh Mamaku dulu meskipun mereka terpaut usia yang cukup jauh ketika menikah dulu!" jelas Cannon dan Kayla hanya terlihat menarik nafas panjangnya, karena sebenarnya Kayla sendiri pun mengerti apa yang dimaksud Cannon tadi.
"Tapi Can....!"
"Aku akan menutup mata saat Mbak beranjak naik ke sini. Aku tidak akan melihat Mbak meskipun sebenarnya tadi aku sudah melihatnya! Melihatnya sangat jelas pula!" ujar Cannon saat menutup matanya dengan kedua telapak tangannya, dan kembali Kayla hanya terlihat menghela nafas dalam diam sebelum akhirnya dia pun ragu-ragu untuk beranjak dari berjongkoknya dan masuk dengan gerakan cepat ke dalam bak itu saat dia merasa Cannon benar-benar sudah menutup mata dan wajahnya, tapi mendadak rasa malu itu pun kian mendera dirinya sekarang.
Saat Cannon merasa jika Keyla sudah berada di dalam bak besar itu dan tubuhnya sudah di selimuti oleh air juga busa sabun di atasnya, barulah Cannon benar-benar membuka mata dan keduanya langsung bertemu pandang di jarak yang cukup dekat.
"Nah gitu dong. Kalau kayak gini kan enak!" seru Cannon dengan kemenangan telak. "Sudah sini, biar aku bantu Mbak gosok punggung Mbak, dan nanti giliran , Mbak juga harus menggosok punggungku!" seru Cannon santai, seraya memutar tubuh Kayla untuk memunggunginya, dan Kayla benar-benar seperti orang bodoh yang mau saja tubuhnya di putar seperti itu.
Cannon mengurai rambut di belakang punggung Kayla untuk dia sisihkan ke bagian depan agar dia lebih leluasa ketika menggosok punggung itu. Iya, setelahnya dia juga mengambil spon kemudian menuangi cairan khusus untuk benar-benar menggosok punggung istrinya dengan sangat lembut, tapi Cannon tetaplah Cannon. Bocah yang tidak bisa konsisten dengan ucapannya itu benar-benar mengambil kesempatan sebaik mungkin untuk bisa menyentuh istrinya dengan cara yang lebih.
Tidak hanya menggosok punggung hingga pinggang Kayla, Cannon juga menggosok bahu lengan juga leher Kayla kemudian mendaratkan kecupan basah di belakang punggung dan bahu Kayla dan untuk sesaat Kayla merasa tubuhnya meremang.
"Can..." Kayla menyadari Cannon mulai berulah.
"Iya. Aku hanya sedang mengoreksi aroma harumnya doang kok. Aku tentu saja tidak akan melakukan sesuatu yang lebih, kecuali jika Mbak mau!" ujar Cannon dan Kayla langsung berbalik menatap bocah itu yang langsung mengerlingkan sebelah matanya.
"Nih. Sekarang giliran Mbak. Gosok punggung ku. Aku mulai merasa letih di bagian punggung, sepertinya mandi dengan cara seperti ini bisa sedikit mengurangi rasa penat!" Sambung Cannon yang sudah langsung berbalik memunggungi Kayla untuk menawarkan punggungnya agar Kayla bisa lebih leluasa menggosoknya.
Kayla terlihat menghela nafas panjang lalu menghembuskannya dengan sangat pelan, sebelum akhirnya dia benar-benar menerima spon yang Cannon berikan padanya. Meski sedikit ragu, nyatanya dia tetap berusaha bersikap normal, seolah dia memang pandai melakukan ini, padahal sebenarnya tanpa Cannon ketahui, degup jantung Kayla serasa akan berguncang, karena grogi juga perasaan tidak nyamannya, tapi kayaknya benar-benar tidak ingin bocah ini justru menganggap dirinya tidak kompeten sebagai seorang wanita.
"Oh nyamannya!" Seru Cannon saat tangan Kayla mulai bergerak di punggungnya. Bergerak dengan gerakan lembut. "Bagian ini juga dong Mbak!" Sambung Cannon sembari merentangkan kedua lengannya, meminta Kayla untuk menggosok bagian sisi pinggang, d**a dan perutnya.
Kayla kembali menghela nafas panjang, kemudian menghembuskannya dengan sangat lembut saat dia merasa Cannon semakin menuntut, tapi meski begitu, Kayla tetap melakukannya. Menggosok sisi pinggang hingga d**a dan perut Cannon dengan spon itu, dan saat tangan Kayla melingkar di depan d**a Cannon, Cannon justru menahan tangan itu untuk tetap ada di sana hingga posisinya kali ini Kayla yang justru terkesan memeluk Cannon dari belakang.
"Ini benar-benar sangat menyenangkan, Mbak. Sungguh. Aku merasa seperti aktor Leonardo Dicaprio ketika berperan sebagai Jack dalam film Titanic. Jika di film itu Rose yang sedang berdiri di dak kapal dan Jack yang memeluk nya dari belakang, posisi kita kali ini justru berbalik. Aku yang ada di depan dan Mbak memelukku di belakang. Oh ini benar-benar sangat romantis kan Mbak!" ujar Cannon dan Kayla buru-buru menarik tangannya, melepaskan pegangan tangan Cannon di depan dadanya kemudian mendorong tubuh Cannon sedikit menjauh dari dirinya.
"Kau apa apaan sih Can. Gak lucu!" kesal Kayla dengan wajah yang sudah langsung terlihat bersemu merah, antara senang atau malu.
"Lah. Kok gak lucu! Emang aku lagi nggak melucu Mbak. Tapi aku sedang menciptakan momen romantis antara kita berdua!" balas Cannon lagi. Namun Kayla justru terlihat melipat kedua tangannya di depan d**a sembari menatap ke arah Cannon dengan tatapan kesal. "Dan apa Mbak tahu, aku langsung bereaksi saat tangan Mbak tadi ada di depanku!" sambung Cannon tapi Kayla justru terdengar berdetak seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja Cannon katakan dan tentu saja Cannon sedang tidak ingin disepelekan.
"CK." Kayla.
"Aku serius Mbak. Aku bereaksi saat Mbak melakukan itu tadi. Kalo gak percaya, lihat ini!" seru Cannon yang sudah langsung bangkit dari dalam air itu, berdiri di depan Kayla untuk menunjukkan sesuatu dan bodohnya Kayla malah ikut mendongak menatap ke arah tubuh Cannon saat bangkit. Namun detik berikutnya Kayla justru kembali menutup mata juga wajahnya saat melihat celana tipis yang Cannon gunakan mengembung dengan sangat jelas.
Ada yang berdiri , tapi bukan tiang bendera , dan ada yang tegak, tapi bukan keadilan, dan membayangkan itu saja Kayla benar-benar di buat merinding.
"Can aku mohon jangan begini. Aku belum siap!" ucap Kayla. Masih menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dan Cannon justru tersenyum , tapi detik berikutnya dia juga kembali duduk, merendam tubuhnya di dalam air.
"Kenapa Mbak. Apa tubuhku kurang sexxyy?" tanya Cannon setelah itu.
Kayla kini sudah melepaskan tangannya, juga kembali membuka mata, tapi dia juga langsung terlihat menghela nafas panjang kemudian melepasnya dengan sangat kasar, dengan tatapan yang tertuju ke arah Cannon.
"Aku tau tubuhku tidak se atletis, para atlit boxing. Masa ototku juga tidak begitu mengagumkan, tapi jika Mbak menyukai jenis tubuh seperti itu, aku bisa mulai membentuknya khusus untuk Mbak!" ujar Cannon lagi tapi kali ini Kayla yang langsung menggeleng.
"Bukan. Bukan begitu maksudku Can. Aku suka kok sama kamu, hanya saja.....!" Belum selesai kalimat yang Kayla ingin ucapkan, saat tiba-tiba Cannon sudah menyerang sebelah tangan Kayla untuk dia tahan dan menarik pinggang Kayla di bawah air sehingga tubuh Kayla terasa melayang dan kini tubuh bagian bawah Kayla justru berakhir di atas kedua paha Cannon.
Cannon melakukan itu dengan sangat cepat hanya karena pernyataan Kayla yang mengatakan jika dia menyukainya, karena ternyata pernyataan itu benar-benar membuat darah di tubuh Cannon berdesir dengan begitu indah dan iya, Cannon merasa sangat b*******h saat ini.
"Can...!" Kayla terkejut.
"Mbak menyukaiku? Apa itu sungguh-sungguh?!" bisik Cannon tepat di depan bibir Kayla, dengan Kayla yang juga langsung menahan tubuh Cannon menggunakan sebelah tangannya di depan d**a mereka, sementara sebelah tangannya lagi, di tahan oleh Cannon, dan sebelah tangan Cannon juga menahan pinggang Kayla di bawah sana, membuat tubuh mereka semakin erat dan semakin lekat.
Kayla langsung terdiam, perasaannya benar-benar terasa campur aduk sekarang. Ada perasaan gugup, tapi juga risih, apalagi saat ini Kayla sedang dalam keadaan tanpa busana, dan sungguh Kayla bisa merasakan sesuatu di bawah sana berdenyut dengan ritme yang lembut. Sesuatu yang terasa sangat tegang juga keras, dan memikirkan itu saja Kayla benar-benar merasa sangat malu.
"Can... Aku....!"
Cup.... Cannon mendaratkan bibirnya di bibir Kayla , dan.....